Alpukat biasanya terasa
pahit di lidah dan banyak seranya, Tapi Alpukat Cipedak Berbeda dengan alpukat
pada umumnya. Rasanya yang pulen dan manis di lidah, dengan warna kekuningan seperti
mentega membuat orang yang memakannya dibuat ketagihan.
Secara ukuran
Alpukat Cipedak juga memiliki keunggulan. Jika alpukat biasa hanya berukuran
sekepalan tangan,
satu Alpukat Cipedak beratnya bisa sampai 7 ons. Tak heran, sejumlah
supermarket besar kini berlomba-lomba menyediakan Alpukat Cipedak. Besarnya
permintaan pasar, menjadi berkah tersendiri buat petani alpukat cipedak. Indukan
yang rata-rata berusia 15 tahun itu, satu pohonnya bisa menghasilkan buah hingga
1 kwintal.
“Terdapat kelompok
tani Alpukat Cipedak yang tercatat memiliki 15 indukan milik anggota. Indukan
yang sudah berbuah lima kali, satu pohon bisa menghasilkan 1 kwintal. Tapi.
kalau indukan yang baru pertama kali berbuah, hasilnya kurang dari 10
kilogram,” kelompok tani Alpukat Cipeda ini berada di kawasan Kelurahan
Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Kenapa Alpukat ini
diberinama Cipedak karena yang pertama kali menemukan bibit dan
membudidayakannya adalah warga setempat Cipendak. Karena itu, sebagai ciri khas
akhirnya digunakan nama Kelurahan Cipedak, tempat buah itu ditanam sebagai nama
jenis alpukat.
Beberapa warga Depok
pun sudah mulai ada yang menanamnya, tapi nama Cipedak sebagai tempat asal
benih itu tetap disematkan. “Budidaya Alpukat Cipedak sangat menguntungkan,
karena harganya stabil. Sekilo harganya antara Rp 15-20 ribu. Rasanya pulen seperti
mentega. Dimakan tidak pakai gula juga tidak apa-apa, karena rasanya sudah
manis,” jelasnya.
Kelompok Tani
Alpukat Cimpedak sendiri membudidayakan Alpukat Cipedak sejak 2010. Pohon
alpukatnya cukup rajin berbuah dan tak mengenal musim. Biasanya dari mulai
tunas buah hingga menjadi buah yang matang dibutuhkan waktu sekitar 7 bulan. Dengan
siklus yang cukup panjang. Karena Hal itu kelompok tani mengatur benih-benih
alpukat agar bisa berbuah tanpa henti dari satu pohon ke pohon lainnya
“Alpukat Cipedak
bisa berbuah setiap saat. Tapi, karena proses pematangannya cukup panjang, bisa
juga diakali dengan teknik pemupukan yang benar. Jadi, bisa diatur giliran panennya,”
Menurut kelompok tani ini, meski terkadang sesama anggota kelompok panen, namun
harga alpukat tidak pernah jatuh. Tak heran, banyak tengkulak datang langsung
ke warga dan membeli buah secara ijon. “Di supermarket harganya bisa Rp 25 ribu
per kilo. Dari mana mereka dapat, kalau bukan dari tengkulak yang beli langsung
ke warga..
Bagi anda yang tertarik dengan budidaya pohon Alpukat Cimpedak, ada salah
seorang petani bernama “Karim” dan menjadi ahli dalam dunia
budidaya alpukat dalam kelompok tani alpukat Cimpedak. Bahkan, Institut
Pertanian Bogor (IPB) belum lama ini membeli 200 pohon alpukat kepadanya untuk dijadikan
sampel.
Ada kontak dari pak karim?
ReplyDelete