Sunday, 30 April 2017

Manisnya Laba Alpukat Cipedak Bikin Ketagihan

Alpukat biasanya terasa pahit di lidah dan banyak seranya, Tapi Alpukat Cipedak Berbeda dengan alpukat pada umumnya. Rasanya yang pulen dan manis di lidah, dengan warna kekuningan seperti mentega membuat orang yang memakannya dibuat ketagihan.

Secara ukuran Alpukat Cipedak juga memiliki keunggulan. Jika alpukat biasa hanya berukuran
sekepalan tangan, satu Alpukat Cipedak beratnya bisa sampai 7 ons. Tak heran, sejumlah supermarket besar kini berlomba-lomba menyediakan Alpukat Cipedak. Besarnya permintaan pasar, menjadi berkah tersendiri buat petani alpukat cipedak. Indukan yang rata-rata berusia 15 tahun itu, satu pohonnya bisa menghasilkan buah hingga 1 kwintal.

“Terdapat kelompok tani Alpukat Cipedak yang tercatat memiliki 15 indukan milik anggota. Indukan yang sudah berbuah lima kali, satu pohon bisa menghasilkan 1 kwintal. Tapi. kalau indukan yang baru pertama kali berbuah, hasilnya kurang dari 10 kilogram,” kelompok tani Alpukat Cipeda ini berada di kawasan Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Kenapa Alpukat ini diberinama Cipedak karena yang pertama kali menemukan bibit dan membudidayakannya adalah warga setempat Cipendak. Karena itu, sebagai ciri khas akhirnya digunakan nama Kelurahan Cipedak, tempat buah itu ditanam sebagai nama jenis alpukat.

Beberapa warga Depok pun sudah mulai ada yang menanamnya, tapi nama Cipedak sebagai tempat asal benih itu tetap disematkan. “Budidaya Alpukat Cipedak sangat menguntungkan, karena harganya stabil. Sekilo harganya antara Rp 15-20 ribu. Rasanya pulen seperti mentega. Dimakan tidak pakai gula juga tidak apa-apa, karena rasanya sudah manis,” jelasnya.

Kelompok Tani Alpukat Cimpedak sendiri membudidayakan Alpukat Cipedak sejak 2010. Pohon alpukatnya cukup rajin berbuah dan tak mengenal musim. Biasanya dari mulai tunas buah hingga menjadi buah yang matang dibutuhkan waktu sekitar 7 bulan. Dengan siklus yang cukup panjang. Karena Hal itu kelompok tani mengatur benih-benih alpukat agar bisa berbuah tanpa henti dari satu pohon ke pohon lainnya

“Alpukat Cipedak bisa berbuah setiap saat. Tapi, karena proses pematangannya cukup panjang, bisa juga diakali dengan teknik pemupukan yang benar. Jadi, bisa diatur giliran panennya,” Menurut kelompok tani ini, meski terkadang sesama anggota kelompok panen, namun harga alpukat tidak pernah jatuh. Tak heran, banyak tengkulak datang langsung ke warga dan membeli buah secara ijon. “Di supermarket harganya bisa Rp 25 ribu per kilo. Dari mana mereka dapat, kalau bukan dari tengkulak yang beli langsung ke warga..

Bagi anda yang tertarik dengan budidaya pohon Alpukat Cimpedak, ada salah seorang petani bernamaKarim” dan menjadi ahli dalam dunia budidaya alpukat dalam kelompok tani alpukat Cimpedak. Bahkan, Institut Pertanian Bogor (IPB) belum lama ini membeli 200 pohon alpukat kepadanya untuk dijadikan sampel.

Sejumlah daerah di Indonesia juga kerap memesan benih kepadanya seperti, Padang yang baru-baru ini memesan 1200 pohon, Kuningan, Cirebon hingga ke Bali. “. Untuk satu bibit alpukat Cimpedak, Karim menjualnya beragam sesuai tinggi pohon, mulai dari Rp 35.000 sampai Rp 110.000. “ Dari hasil penjualan bibit pohon alpukat ini Karim dapat meraup omzetnya Rp 5 juta sebulan. Berdasarkan penuturannya bibit pohon alpukat ini juga cukup kuat dan tahan dari serangan ulat.
Share:

1 comment: