Seiring pertumbuhan industri
makanan dan minuman yang cukup signifikan akhir-akhir ini, ternyata ikut memberikan
dampak yang positif terhadap perkembangan industri kemasan di tanah Indonesia. Diprediksi
pada tahun 2020, produk kemasan akan menembus angka penjualan hingga sekitar
US$1 triliun. Hal ini dilihat dari Kondisi pertumbuhan masyarakat kelas
menengah di negara kita.
Pesatnya pertumbuhan
industri makanan dan minuman di Indonesia saat ini setidaknya mampu menyerap
67% produksi kemasan pada tahun 2016. Melihat hal ini dapat disimpulkan
kebutuhan akan produk kemasan makanan naik menjadi 15 juta ton di tahun ini.
Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai negara pengguna kemasan makanan
terbesar di Asia setelah Cina, Jepang, dan India.
kemampuan industri
percetakan dan kemasan dalam negeri juga harus dapat berkembang mengikuti kecepatan
perubahan trend pasar, baik itu produk kemasan pesanan khusus yang bersifat personal
dan dicetak secara digital maupun permintaan produk massal untuk industri yang berkelanjutan.
Hal ini harus menjadi perhatian agar kemampuan industry percetakan dan kemasan
tidak kalah dengan negara tetangga,
Selain memperhatikan
desain kemasan yang menarik, Bagi Calon pelanggan, pertumbuhan industri kemasan
juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Mulai dari tampilan, kesesuaian dengan
teknik cetak, memperhatikan faktor keberlanjutan bahan baku, hingga factor kesehatan
khususnya untuk kemasan produk makanan dan minuman yang berhubungan langsung
dengan kesehatan konsumen.
Lebih lanjut,
pertumbuhan permintaan akan produk kemasan terbesar diperkirakan bakal datang
dari Asia Pasifik, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Diasumsikan perkembangannya
hingga mencapai 6-9 persen per tahun, seiring dengan perkembangan generasi konsumen
baru yang mulai menginginkan dengan produk-produk kemasan yang mewah. Dinegara
maju seperti Eropa barat dan Amerika Utara juga meningkat walau hanya sebesar 3%
per tahun.
Percetakan Indonesia
diduga masih akan bertumbuh sekitar 9-10% di tahun ini. Hal ini didukung dengan
pertumbuhan ekonomi dalam negeri, sehingga pertumbuhan percetakan buku dan
pertumbuhan percetakan kemasan produk kian meningkat. Untuk saat ini kebutuhan
pasar percetakan mulai bergeser, produk yang banyak dicari antara lain nota,
faktur yang biasa kita peroleh sewaktu belanja di toko, kwitansi, katon atau
plastik kemasan, goodybag, paperbag, kartu nama, undangan, kalender, hang tag
atau label, kop surat, amplop, sticker, poster, ID card, brosur, leaflet, company
profil, katalog, dan lain sebagainya.
Melihat kondisi ini seharusnya
dapat diselaraskan dengan penerapan teknologi terkini yang cepat berubah, Sebab
itu diharapkan lebih dari 28 ribu perusahaan percetakan di Indonesia dimana 100
perusahaan diantaranya adalah perusahaan berskala besar bisa mengoptimalkan kapasitas
dan kualitas produksi dengan menggunakan teknologi terkini.
Namun bagi pengusaha
dengan modal kecil tidak perlu kawatir karena masih dapat meraup keuntungan
dengan dengan menjadi makelar atau broker di industri percetakan. Saat ini banyak
percetakan yang mempunyai peralatan cetak canggih dan melayani jasa ongkos
cetak untuk pemula yang tidak mempunyai peralatan, dengan biaya yang relatif
terjangkau. Jadi, anda tetap bisa menggeluti bisnis percetakan dengan modal
design dan menyerahkan percetakannya ke pemodal besar dengan cukup mengambil
keuntungan dari design dan sedikit dari memakelari harga cetak.
0 komentar:
Post a Comment