Sunday, 7 May 2017

Cara Memulai Budidaya Jamur Shintake

Jamur shintake tergolo salat satu jamur yang mudah dibudidayakan. Habitat jamur ini hidup di batang kayu yang sudah lapuk, dan bisa dipanen setelah 6-12 bulan. Namun dengan seiring bantuan teknologi dalam budidaya jamur, kini jamur shiitake bisa dikembangkan menggunakan media buatan dengan masa panen yang lebih singkat yaitu kurang lebih 3 bulan. Memiliki masa yang lebih lama dari pada jamur tiram dan kancing

Berikut beberapa informasi tentang persiapan yang perlu Anda perhatikan dalam membudidayakan jamur shiitake, Jika anda ingin memulai menekuni peluang usaha budidaya jamur shintake ini.

Hal pertama yang perlu Anda siapkan adalah bibit jamur shiitake yang berkualitas. Apabila Anda tidak melakukan pembibitan dari awal, usahakan belilah bibit jamur pada instansi pemerintah atau perusahaan jamur yang terpercaya. Anda juga bisa membeli secara on line bibit shintake akan tetapi, sekali lagi perhatikan kredibilitas dari penjulanya untuk memastikan kualitas bibitnya.

Jika Anda sudah memiliki bibit jamur shiitake, selanjutnya Anda bisa menyiapkan media tanam yang akan digunakan sebagai tempat menanam jamur. Dalam hal ini jamur shiitake membutuhkan serbuk gergaji kayu (80-90%), bekatul (5-15%), kapur (1%), air secukupnya (hingga kandungan air 65%), dan tambahan biji-bijian berupa sukrosa, mikroelemen, dan vitamin dengan persentase sekitar 1-2%.

Tahapan yang ketiga yaitu proses fermentasi media dengan melakukan pengomposan atau pelapukan.
Fermentasi media dilakukan selama 4-6 hari, dan dilakukan pembalikan setiap harinya hingga media berubah warna menjadi cokelat sampai kehitaman. Proses ini dilakukan untuk mematikan jamur liar dan mempercepat pertumbuhan jamur.

Media yang sudah difermentasikan kemudian dimasukan ke dalam kantong baglog dan disterilisasikan dalam wadah pengukus untuk menghindari kontaminasi pada media tanam. Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan panas uap air dengan suhu 95°-110°C selama 8-10 jam. Bila suhu pengukusan mencapai 100°C, suhu dipertahankan selama 5 jam agar proses sterilisasi bisa sempurna.

Setelah baglog disterilkan, diamkan selama 24 jam agar suhu baglog kembali normal. Kemudian Anda
bisa melakukan proses inokulasi atau penanaman pada ruangan steril dengan cara menyemprotkan
botol bibit F3 dengan alkohol, dan memanaskan kapas penutup botol pada api spritus hingga sebagian kapas terbakar. Lepaskan kapas penyumbat botol bibit F3, lalu aduk-aduk menggunakan kawat yang telah disterilkan dan penanaman bibit dilakukan di leher baglog hingga terisi penuh. Terakhir tutup kembali baglog tersebut dengan kapas.

Tahapan berikutnya adalah proses inkubasi, dimana proses ini dilakukan agar bibit yang telah ditanam segera ditumbuhi miselium. Inkubasi dilakukan pada suhu ruangan 24°-28°C, kelembapan sekitar 95-100%, dan kapasitas cahaya sebesar 20-100 lux. Proses ini memakan waktu 30-50 hari hingga miselium tumbuh hingga setengah permukaan baglog. Secara garis besar proses yang dilakukan dalam budidaya jamur shintake hampir sama dengan jamur tiram, hanya saja bahan dan prosentasi bahan yang berbeda serta ada masa pendiaman bahan selam 3 hari sebelum diseterilkan dengan uap panas.

Bila miselium mulai tumbuh memenuhi permukaan baglog, maka baglog jamur siap untuk dibudidayakan di ruang kumbung jamur. Lubangi baglog dengan menggunakan silet yang telah disterilkan, dan pastikan suhu ruangan kumbung sekitar 16°-18°C, tingkat kelembapan sekitar 60%-80% dan kapasitas cahaya sekitar 500-2.000 lux.

Selama proses budidaya berlangsung, lakukan penyiraman rutin menggunakan sprayer. Sebab rangsangan berupa suhu yang dingin dan air yang berlimpah akan mempercepat pertumbuhan tubuh
buah jamur shiitake.
Share:

0 komentar:

Post a Comment