Seiring
kemajuan zaman, dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan manusia, disitu juga
terdapat sampah yang semakin menggunung sebagai hasil dari pemaikan produk-produk
yang dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hingga saat ini, permasalah
sampah menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan di di Negara kita. Akibat
penangan yang kurang baik dari pengolahan sampah yang dilakukan pemerintah
menyebabkan kian lama sampah semakin menggunung bukannya malah turun.
Dari
data penelitian Jurnal Science yang diterbitkan pada bulan Februari 2015, disebutkan
bahwa setiap
tahun lautan di seluruh dunia dipenuhi sampah ublic hingga 12,7 juta ton. Dan yang
lebih parah, Indonesia menempati urutan nomor 2 dalam daftar 20 negara yang paling
banyak membuang sampah ublic di laut. Urutan teratas ditempati
oleh Negara China yang membuang hingga 3,5 juta ton sampah ublic ke laut setiap
tahunnya, Indonesia diurutan nomor dua kemudian disusul oleh Filipina, Vietnam
dan Sri Lanka.
Jumlah
penduduk yang sangat padat di kota-kota besar di Indonesia, menjadi salah satu ublic
pemicu timbunan
sampah di ublic kita. Bahkan, diperkirakan jumlah sampah nasional mencapai
200.000 ton/hari yang berasal dari sampah rumah tangga sebesar 48%, pasar
tradisional menyumbang sampah 24%, kawasan komersial 9%, dan sampah dari
fasilitas ublic seperti sekolah, kantor, dan jalan sebanyak 19%.
Untuk
kota besar seperti Jakarta saja, sampah dihasilkan sekitar 6.000 hingga
6.500 ton per hari. Sedangkan di daerah wisata seperti
Pulau Bali, sampah yang dihasilkan sudah menyentuh angka 10.725 ton per hari.
Yang mengejutkan lagi, Palembang yang sebelumnya memproduksi 700 ton sampah per
hari kini mengalami peningkatan tajam menjadi 1.200 ton per hari. Peningkatan
ini tentunya dipengaruhi oleh pertumbuhan kota di Indonesia yang semakin pesat,
baik dari sisi jumlah penduduk hingga aktivitas ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Sehingga
kondisi ini bakal menjadi masalah yang serius dikemudian hari jika permasalahan
ini belum mendapatkan titik terang penangannya. Semakin hari jumlah sampah di
Indonesia akan terus meningkat, bahkan diprediksikan pada tahun 2019 produksi sampah
di Indonesia akan menyentuh angka 67,1 juta ton sampah per tahun. Ibarat
kanker, sampah di Indonesia sudah memasuki stadium IV, jadi harus segera
diamputasi. Salah satunya dengan menjadikan sampah sebagai salah satu peluang
bisnis yang mendatangkan keuntungan besar bagi masyarakat Indonesia. Jika kita
melihat Negara maju Seperti Jerman, dimana Pengolahan sampah dilakukan oleh
pemerintah dan pihak swasta secara serius dengan peralatan lengkapnya yang
dapat menghasilkan Milyaran Rupiah dalam satu tahun dari pengolahan daur sampah
kota, mungkin masalah sampah di Indonesia tidak akan menjadi serius sayangnya
Negara kita masih belum menanggapi hal ini menjadi sebuah solusi dan peluang
bisnis untuk khas Negara akan tetapi cenderung ditumpuk dalam TPA.
Melihat
hal-hal tersebut, kita dapat melakukan keuntungan dua hal dengan melakukan satu
kali tindakan, yaitu ikut serta dalam mendaur sampah sebagai sebuah peluang
usah yang menghasilkan. Sehingga apa yang kita lakukan dapat membantu
pemerintah dan Negara kita menghadapi bahaya sampah, dan juga mendapatkan
keuntungan jutaan rupiah untuk memenuhi kebutuhan kita. Apa yang saya katakana bukan
Cuma bualan saja, karena sudah terbukti jika sampah dapat dimanfaatkan dengan
lebih serius masih dapat menjadi barang yang lebih berguna dan bermutu tinggi
oleh tangan-tangan kreatif atau setidaknya dilakukan daur ulang sehingga
menjadi benda selanjutnya yang dapat dimanfaatkan kembali.
0 komentar:
Post a Comment