Saturday, 13 May 2017

Bisnis dari Daur Ulang sampah bukan hanya saja menghasilkan Rupiah tapi ikut serta Membantu Negara menghadapi masalah bahayanya sampah untuk masa Depan kita

Seiring kemajuan zaman, dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan manusia, disitu juga terdapat sampah yang semakin menggunung sebagai hasil dari pemaikan produk-produk yang dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hingga saat ini, permasalah sampah menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan di di Negara kita. Akibat penangan yang kurang baik dari pengolahan sampah yang dilakukan pemerintah menyebabkan kian lama sampah semakin menggunung bukannya malah turun.

Dari data penelitian Jurnal Science yang diterbitkan pada bulan Februari 2015, disebutkan bahwa setiap tahun lautan di seluruh dunia dipenuhi sampah ublic hingga 12,7 juta ton. Dan yang lebih parah, Indonesia menempati urutan nomor 2 dalam daftar 20 negara yang paling banyak membuang sampah ublic di laut. Urutan teratas ditempati oleh Negara China yang membuang hingga 3,5 juta ton sampah ublic ke laut setiap tahunnya, Indonesia diurutan nomor dua kemudian disusul oleh Filipina, Vietnam dan Sri Lanka.

Jumlah penduduk yang sangat padat di kota-kota besar di Indonesia, menjadi salah satu ublic pemicu timbunan sampah di ublic kita. Bahkan, diperkirakan jumlah sampah nasional mencapai 200.000 ton/hari yang berasal dari sampah rumah tangga sebesar 48%, pasar tradisional menyumbang sampah 24%, kawasan komersial 9%, dan sampah dari fasilitas ublic seperti sekolah, kantor, dan jalan sebanyak 19%.

Untuk kota besar seperti Jakarta saja, sampah dihasilkan sekitar 6.000 hingga 6.500 ton per hari. Sedangkan di daerah wisata seperti Pulau Bali, sampah yang dihasilkan sudah menyentuh angka 10.725 ton per hari. Yang mengejutkan lagi, Palembang yang sebelumnya memproduksi 700 ton sampah per hari kini mengalami peningkatan tajam menjadi 1.200 ton per hari. Peningkatan ini tentunya dipengaruhi oleh pertumbuhan kota di Indonesia yang semakin pesat, baik dari sisi jumlah penduduk hingga aktivitas ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Sehingga kondisi ini bakal menjadi masalah yang serius dikemudian hari jika permasalahan ini belum mendapatkan titik terang penangannya. Semakin hari jumlah sampah di Indonesia akan terus meningkat, bahkan diprediksikan pada tahun 2019 produksi sampah di Indonesia akan menyentuh angka 67,1 juta ton sampah per tahun. Ibarat kanker, sampah di Indonesia sudah memasuki stadium IV, jadi harus segera diamputasi. Salah satunya dengan menjadikan sampah sebagai salah satu peluang bisnis yang mendatangkan keuntungan besar bagi masyarakat Indonesia. Jika kita melihat Negara maju Seperti Jerman, dimana Pengolahan sampah dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta secara serius dengan peralatan lengkapnya yang dapat menghasilkan Milyaran Rupiah dalam satu tahun dari pengolahan daur sampah kota, mungkin masalah sampah di Indonesia tidak akan menjadi serius sayangnya Negara kita masih belum menanggapi hal ini menjadi sebuah solusi dan peluang bisnis untuk khas Negara akan tetapi cenderung ditumpuk dalam TPA.


Melihat hal-hal tersebut, kita dapat melakukan keuntungan dua hal dengan melakukan satu kali tindakan, yaitu ikut serta dalam mendaur sampah sebagai sebuah peluang usah yang menghasilkan. Sehingga apa yang kita lakukan dapat membantu pemerintah dan Negara kita menghadapi bahaya sampah, dan juga mendapatkan keuntungan jutaan rupiah untuk memenuhi kebutuhan kita. Apa yang saya katakana bukan Cuma bualan saja, karena sudah terbukti jika sampah dapat dimanfaatkan dengan lebih serius masih dapat menjadi barang yang lebih berguna dan bermutu tinggi oleh tangan-tangan kreatif atau setidaknya dilakukan daur ulang sehingga menjadi benda selanjutnya yang dapat dimanfaatkan kembali.
Share:

0 komentar:

Post a Comment